Sabtu, 24 September 2011

Analisis Alur Pada Novel Kubah

ANALISIS ALUR NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang di susun berdasarkan hubungan kausalitas. Secara garis besar alur di bagi tiga bagian, yaitu awal, tengah, akhir (Sayuti 2000). Akan tetapi daam kenyataannya alur dalam sebuah karya fiksi di susun berdasarkan pilihan pengarang itu sendiri. Oleh karena itu, awal alur tidak harus merupakan awal cerita. Tergantung bagaimana pengarang memposisikan dan memainkannya.

STRUKTUR ALUR
1. Bagian awal dari sebuah alur biasanya merupakan bagian pengenalian cerita. Biasanya berisikan mengenai pengenalan watak tokoh dan setting cerita. Seperti halnya potongan cerita dalam novel kubah ini.
Halaman 7-8
“Dia nampak canggung dan gamang gerak-geriknya serba kikuk sehingga mengundang rasa kasihan kepada komandan, Karman membungkuk berlebihan”
“Karman makin terpana dua belas tahun yang lalu suasananya tak seramai itu mobil-mobil, motor-motor dan kendaraan lain saling berlari serabutan. Anak-anak sekolah ementuk kelompok di atas sepeda masing-masing dan semua bersepatu serta berpakaian baik, sangat berbeda dengan keadaan ketika Karman belum terbuang selama 12 tahun di pulau B”
 Pembuka cerita tersebut memperkenalkan tokoh cerita yang merupakan tokoh utama yaitu “Karman” pembuka cerita terebut menjelaskan mengenai sebagian konflik yang di alami oleh tokoh utama, yakni konflik batin dalam diri Karman karena dia merasa rendah diri dan kecil di hadapan masyarakat luas karena ia adalah mantan tahanan politik di pulau B

2. Tengah
Halaman. 122
Dalam wilayah Kecamatan Kokosan, desa Pegaten letaknya paling terpencil. Di sebelah selatan terdapat hutan jati yang luas. Sementara bagian barat dibatasi perkebunan karet dan rawa-rawa. Tanah sawah serta ladangnya subur. Kalaulah sebagian penduduknya hidup miskin, pastilah bukann keadaan tanah Pegaten yang menyebabkannya. …
Sementara Novel Kubah, pada tengah ceritanya terdapat potongan cerita yang masih menggambarkan bagaimana keadaan kampungnya, Pegaten. Penjelasan singkat itu kemudian menjadi awal untuk masuk ke dalam konflik yang ada di dalamnya.
“Tidak mudah bagi seorang lelaki untuk mendapatkan kembali tempatnya di masyarakat setelah 12 tahun tinggal dalam pengasingan di Pulau B. Apalagi hati masyarakat memang pernah dilukai. Karman, lelaki itu, juga telah kehilangan orang-orang yang dulu selalu hadir dalam jiwanya. Istrinya telah menikah dengan lelaki lain, anaknya ada yang meninggal, dan yang tersisa tak lagi begitu mengenalnya. Karman memikul dosa sejarah yang amat bera dan dia hampir tak sanggup menanggungnnya. Namun di tengah kehidupan yang hampir tertutup baginya, Karman masih bisa menemukan seberkas sinar kasih sayang. Dia dipercayai oleh Pak Haji, orang terkemuka di desanya yang pernah dikhianatinya karena dia sendiri berpaling dari Tuhan, untuk membangun kubah mesjid di desa itu. Karman merasakan menemukan dirinya kembali, menemukan martabat hidupnya.”

 Konflik awal
Halaman 12 “ tujuh tahun yang lalu ketika Karaman menjadi tahanan pulau buangan, Parta menceraikan menceraikan isterinya dan kemudian mengawini Marni…. Semua orang percaya bahwa kecantikan Marni adalah sebab Parta melepas isteri pertamnaya
Halaman 56 “ sepeninggal ayahnya Karman hidup hanya dengan ibu dan seorang adik perempuan yang masih kecil…
Halaman 76 “ sayangnya, Rifah sudah dilamar oleh pemuda lain. Calon suami rifah sudah di tentukan oleh keluarga H. bakir.

Rumitan
Halaman 80 “ jauhkan Karman dari H. Bakir dari mesjidnya harus ditemukan cara untuk memisahkan Karman dari tuan tanah dan mesjidnya itu”
Halaan 91 “ rasa kecewa, marah, malu berbaur di hati Karman akibatnya ia mendendam dan membenci H. Bakir”

 Klimaks
Halaman 94 “ Karman pun berani berterus terang meninggalkan mesjid, meninggalkan peribadatan bahkan tentang agama, Karman sudah pandai mengutip kata-kata Margo, bahwa agama adalah candu untuk membius kaum tertindas”
“namun akhirnya ia maju mendekati pandasan bambo dan langsung membelahnya. Penampung air wudhu itu di buatnya menjadi serpihan bambo kecil. Itulah perlambang yang nyata atas pergeseran nilai yang telah melanda dirinya”

 Akhir
Halaman 166 “ Karman di tangkap dalam keadaan sakit parah boleh jadi karena keadaan itulah orang tidak tega menghabisinya.”

Halaman 188 “ bila ia dapat member sebuah kubah yang bagus kepada orang-orang Pegaten, ia berharap akan memperoleh apa yang hilang itu. Atau setidaknya Karman bisa membuktikan bahwa dari seorang bekas tahanan politik seperti dia masih dapat di harapkan sesuatu”

Novel ini merupakan novel yang memiliki alur akhir yang tertutup. Yakni berakhir dengan kebahagiaan. Karena Karaman merasa dirinya hidup kembali dan di terima oleh warga Pegaten.



KAIDAH ALUR

Kaidah alur yang digunakan yakni. Peristiwa itu di rancang oleh pengarang dengan kawajaran/kebolehjadian, yaitu “ Karman merasa putus asa ketika mengetahui isterinya menikah lagi dengan orang lain.”.” Karman merasa dendam kepada H. Bakir karena lamaran untuk menikahi Rifah di tolak”

• Peristiwa itu dirncang oleh pengarang secara kejutan yakni “ Karman benar-benar berani meninggalkan sholat dan ibadah lainnya, serta Karman berani menghancurkan tempat wudhu padahal sebelumnya Karaman merupakan anak yang soleh dan rajin beribadah”
• Peristiwa itu di rancang oleh pengarang seperti kebetulan yaitu pada saat Jabir anaknya Rifah menikah dengan Tini anaknya Karman, inisangat kebetulan sekali karena seperti yang telah di ketahui dahulu Kaman mencintai Rifah”
• Peristiwa ini di rancang oleh pengarang secara kewajaran yaitu “ Waktu karman menerima surat dari Marni itu di Pulau B, mula-mula Karman merasa sangat gembira. Surat dari istri yang terpisah ribuan kilometer adalah sesuatu yang tak ternilai harganya bagi seorang suami yang sedang jauh terbuang”


JENIS ALUR
Novel ini memiliki alur campuran karena ada kronologis dan kausalnya. Alur serita ini diawali dari cerita awal, kemudian mundur kebelakang menceritakan peristiwa yang telah lalu, selanjutnya di lanjutkan dengan kondisi selanjutnya.
Alur Maju : hal 7-8, 28-29
Alur Mundur : hal 12-13, 50-53, 54



URUTAN CERITA
Bagian 1: Keluarnya Karman dari Pulau B (8)
Bagian 2 : Menceritakan Pernikahan Karman dengan Marni (9)
Bagian 3 : Kisah Karman kecil (1)
Bagian 4 : Tamat sekolah Karman (2)
Bagian 5 : Kekecewaan lamaran Karman di tolak (3)
Bagian 6 : Melihat Rifah (4)
Bagan 7 : Menikah dengan Marni (5)
Bagian 8 : Meletusnya G30spki (6)
Bagian 9 : Komunikasi Karman dengan Kastalgetek (7)
Bagian 10 : Tini menikah dengan Jabir (10)
Bagian 11 :Penemuan kembali jati diri Karman ketika membuat kubah. (11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar